Suatu satuan pasukan Khusus yang dimiliki oleh TNI AD, dimana semua anggota KOPASSUS harus memiliki kemampuan Khusus, dimana harus bisa menguasai pertempuran di tiga marta DARAT, LAUT, UDARA. dengan latihan yang mumpuni, latihan meluncur di ketinggian, pendaratan tali, pendaratan parasut, bertahan hidup di alam liar (HUTAN, DANAU, RAWA), juga berenang di keras nya hantaman air laut juga menyelam.
Kopassus dikenal sebagai pasukan ahli dan
berwibawa, Citra nya yang telah mengangkat namanya di kediaman internasional,
mengantarkan Kopassus menjadi Pasukan Khusus terbaik Ketiga di dunia.
Komando Pasukan Khusus yang disingkat menjadi Kopassus adalah bagian dari Bala Pertahanan Pusat yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat yang memiliki kemampuan khusus seperti bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat, pengintaian, dan anti teror.
SEJARAH KOPASSUS
Kesko TT III/Siliwangi
Pada tanggal 16 April 1952, Kolonel A.E. Kawilarang mendirikan Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi (Kesko TT). Ide pembentukan kesatuan komando ini berasal dari pengalamannya menumpas gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku. Saat itu A.E. Kawilarang bersama Letkol Slamet Riyadi (Brigjen Anumerta) merasa kesulitan menghadapi pasukan komando RMS. A.E. Kawilarang bercita-cita untuk mendirikan pasukan komando yang dapat bergerak tangkas dan cepat.
Komandan pertama saat itu adalah Idjon
Djanbi. Idjon Djanbi adalah mantan kapten KNIL Belanda
kelahiran Kanada, yang memiliki nama asli Kapten Rokus Bernardus
Visser. Pada tanggal 9 Februari1953, Kesko TT dialihkan dari Siliwangi dan
langsung berada di bawah Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).
KKAD
Pada tanggal 18 Maret 1953 Mabes
ABRI mengambil alih dari komando Siliwangi dan kemudian mengubah namanya
menjadi Korps Komando Angkatan Darat (KKAD).
RPKAD
Tanggal 25 Juli 1955 organisasi
KKAD ditingkatkan menjadi Resimen Pasukan Komando Angkatan
Darat (RPKAD), yang tetap dipimpin oleh Mochamad Idjon Djanbi.
Tahun 1959 unsur-unsur tempur
dipindahkan ke Cijantung, di timur Jakarta. Dan pada tahun 1959 itu pula
Kepanjangan RPKAD diubah menjadi Resimen Para Komando Angkatan
Darat (RPKAD). Saat itu organisasi militer itu telah dipimpin oleh
Mayor Kaharuddin Nasution.
Pada saat operasi penumpasan DI/TII, komandan
pertama, Mayor Idjon Djanbi terluka, dan akhirnya digantikan
oleh Mayor RE Djailani.
Puspassus AD
Pada tanggal 12 Desember 1966, RPKAD
berubah pula menjadi Pusat Pasukan Khusus AD (Puspassus AD). Nama
Puspassus AD ini hanya bertahan selama lima tahun. Sebenarnya hingga tahun
1963, RPKAD terdiri dari dua batalyon, yaitu batalyon 1 dan batalyon 2,
kesemuanya bermarkas di Jakarta. Ketika, batalyon 1 dikerahkan ke Lumbis dan
Long Bawan, saat konfrontasi dengan Malaysia, sedangkan batalyon 2 juga
mengalami penderitaan juga di Kuching, Malaysia, maka komandan RPKAD saat itu,
Letnan Kolonel Sarwo Edhie -karena kedekatannya dengan Panglima Angkatan Darat,
Letnan Jenderal Ahmad Yani, mengusulkan 2 batalyon 'Banteng Raider' bentukan
Ahmad Yani ketika memberantas DI/TII di Jawa Tengah di upgrade di Batujajar,
Bandung menjadi Batalyon di RPKAD, masing-masing Batalyon 441"Banteng
Raider III", Semarang ditahbiskan sebagai Batalyon 3 RPKAD di akhir tahung
1963. Menyusul kemudian Batalyon Lintas Udara 436 "Banteng Raider I",
Magelang menjadi Batalyon 2 menggantikan batalyon 2 lama yang kekurangan tenaga
di pertengahan 1965. Sedangkan Batalyon 454 "Banteng Raider II" tetap
menjadi batalyon di bawah naungan Kodam Diponegoro. Batalyon ini kelak
berpetualang di Jakarta dan terlibat tembak menembak dengan Batalyon 1 RPKAD di
Hek.
Kopassandha
Tanggal 17 Februari 1971, resimen
tersebut kemudian diberi nama Komando Pasukan Sandi
Yudha (Kopassandha).
Dalam operasi di Timor Timur pasukan
ini memainkan peran sejak awal. Mereka melakukan operasi khusus guna mendorong
integrasi Timtim dengan Indonesia. Pada tanggal 7 Desember 1975,
pasukan ini merupakan angkatan utama yang pertama ke Dili. Pasukan ini
ditugaskan untuk mengamankan lapangan udara. Sementara Angkatan Laut dan
Angkatan Udara mengamankan kota. Semenjak saat itu peran pasukan ini terus
berlanjut dan membentuk sebagian dari kekuatan udara yang bergerak (mobile)
untuk memburu tokoh Fretilin, Nicolau dos Reis Lobato pada Desember1978.
Prestasi yang melambungkan nama Kopassandha adalah saat melakukan operasi
pembebasan sandera yaitu para awak dan penumpang pesawat DC-9 Woyla Garuda
Indonesian Airways yang dibajak oleh lima orang yang mengaku berasal dari
kelompok ekstremis Islam "Komando Jihad" yang
dipimpin Imran bin Muhammad Zein, 28 Maret 1981. Pesawat yang
tengah menerbangi rutePalembang-Medan itu sempat didaratkan
di Penang, Malaysia dan akhirnya mendarat di Bandara Don
Mueang, Bangkok. Di bawah pimpinan Letkol Sintong Panjaitan,
pasukan Kopassandha mampu membebaskan seluruh sandera dan menembak mati semua
pelaku pembajakan. Korban yang jatuh dari operasi ini adalah Capa
(anumerta) Achmad Kirang yang meninggal tertembak pembajak serta
pilot Kapten Herman Rante yang juga ditembak oleh pembajak. Imran bin
Muhammad Zein ditangkap dalam peristiwa tersebut dan dijatuhi hukuman mati.
Pada tahun 1992 menangkap penerus
Lobato, Xanana Gusmao, yang bersembunyi di Dili bersama
pendukungnya.
Dengan
adanya reorganisasi di tubuh ABRI, sejak tanggal 26
Desember 1986, nama Kopassandha berubah menjadi Komando Pasukan
Khusus yang lebih terkenal dengan nama Kopassus hingga kini.
ABRI selanjutnya melakukan penataan kembali
terhadap grup di kesatuan Kopassus. Sehingga wadah kesatuan dan pendidikan
digabungkan menjadi Grup 1, Grup 2, Grup 3/Pusdik Pasuss, serta Detasemen 81.
Sejak tanggal 25
Juni 1996 Kopasuss melakukan reorganisasi dan pengembangan grup dari
tiga Grup menjadi lima Grup.
1. Grup
1/Parakomando — berlokasi di Serang, Banten
2. Grup
2/Parakomando — berlokasi di Kartasura, Jawa Tengah
3. Grup 3/Pusat Pendidikan
Pasukan Khusus — berlokasi di Batujajar, Jawa Barat
4. Grup 4/Sandhi
Yudha — berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
5. Grup 5/Anti
Teror — berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
Detasemen 81, unit anti teroris Kopassus,
ditiadakan dan diintegrasikan ke grup-grup tadi. Sebutan bagi pemimpin Kopassus
juga ditingkatkan dari Komandan Kopassus yang
berpangkat Brigjenmenjadi Komandan Jendral (Danjen) Kopassus
yang berpangkat Mayjen bersamaan dengan reorganisasi ini
Sumber
Wikipedia
Indonesia
baru-baru ini di nobat kan menjadi pasukan elit terbaik ke 3 dunia
Discovery Channel Military pernah membahas
tentang pasukan khusus terbaik di dunia (TOP ELITE SPECIAL FORCES IN THE
WORLD). Seluruh pasukan khusus didunia dinilai kinerjanya dengan parameter
menurut pendapat dari berbagai pengamat bidang militer dan ahli sejarah. Posisi
pertama di tempati SAS (Inggris), peringkat kedua MOSSAD (ISRAEL) lalu
peringkat ketiga adalah KOPASUS (Indonesia).
Kabar nya ketika presiden RI sekarang akan
menambah personil Kopassus ada dua negara yang menjadi risau akan pernyataan
tersebut yaitu negara AUSTRALIA yang "ketakutan" dan negara AMERIKA
yang "gemetar".
Kopassus juga telah banyak melatih pasukan pasukan khusus dari negara lain. diantara nya negara negara berkembang di benua afrika dan di Asia tenggara itu sendiri seperti pasukan Khusus dinegara Kamboja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar